Selasa, 26 Desember 2017

Morfologi : Konstruksi Kata

(Resume Mata Kuliah Morfologi)

Konstruksi Kata
Dosen Pengampu : Diana Mayasari M. Pd

Oleh : Thaoqid Nur Hidayat (166031)
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP PGRI Jombang 2016 C

1.      Hakikat Kata

Menurut para tata bahasawan tradisional kata adalah bahasa yang memiliki satu pengertian; atau kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi dan mempunya satu arti.
Bomfield memberikan batasan terhadap kata. Menurutnya kata adalah satuan bebas terkecil(a minimal free form). Kelompok Bomfield melihat bahwasanya melihat hierarki bahasa sebagai : fonem, morfem, dan kalimat. Sedangkan kelompok tata bahasa tradisional melihat hierarki bahasa sebagai : kata, dan kalimat.
Chomsky yang mengembangkan tata bahasa Generatif menyatakan kata adalah dasar analisis kalimat, hanya menyaikan kata itu dengan simbol-simbol V (verba), N (Nomina), A (Adjektiva), dsb.

2.      Pembentukan Kata

Pembentukan kata merupakan suatu proses membentuk kata melalui proses morfemis untuk dapat digunakan dalam kaliamat atau pertuturan tertentu. Setiap bentuk dasar (base) harus dibentuk lebih dahulu menjadi sebuah kata gramatikal. Dalam pembentukan kata terdapat 2 sifat, yakni inflektif dan derivartif.

a.      Inflektif

Inflektif merupakan perubahan bentuk kata (dalam bahasa fleksi) yang menunjukkan berbagai hubungan gramatikal. Alat yang digunakan untuk penyesuaian bentuk ini biasanya berupa afiks, (prefiks, infiks, atau sufiks) atau juga berupa modifikasi internal yang perubahan yang terjadi di dalam bentuk dasar itu.
Perubahan atau penyesuaian bentuk pada verba disebut Konyugasi. Sedangkan perubahan atau penyesuaian bentuk pada nomina dan adjektiva disebut Deklinasi.

b.      Derivatif

Berbeda dengan inflektif yang tidak membentuk kata baru, atau kata lain yang berbeda identitas leksikalnya dengan bentuk dasarnya. Hal ini berbeda dengan pembentukan kata derivatif atau derevasional. Pembentukan kata secara derevatif membentuk kata baru, kata yang identitas leksikanya tidak sama dengan kata dasarnya. Umpamanya dari kata inggris sing “menyanyi” bentuk kata singer “pennyanyi”.
Jadi jika dilihat perubahan kata atau perekontruksian kata berfariasi pembentukannya dan mengalami proses yang sangat banyak.

3.      Jenis-jenis morfem

Penjenisan morfem memiliki 4 istilah yang biasa digunakan dalam kajian morfologi. 4 istilah tersebut adalah morfem dasar, bentuk dasar, pangkal dan akar. Berikut ini penjelasan terperinci mengenai 4 hal tersebut:

a.      Morfem Dasar

Isitlah morfem dasar biasanya digunakan sebagai dikotomi dengan morfem afiks. Jadi, bentuk bentuk seperti (juang), (kucing), dan (sikat) adalah morfem dasar.
Morfem dasar dapat dapat menjadi sebuah bentuk dasar atau dasar (base) dalam suatu proses morfologi. Artinya, bisa diberi afiks tertentu dalam prosese afiksasi, bisa diulang dalam suatu proses reduplikasi, atau bisa digabung dengan morfem lain dalam suatu proses komposisi.

b.      Bentuk Dasar

Istilah bentuk dasar biasanya digunakan untuk menyebut sebuah bentuk yang menjadi dasar dalam suatu proses morfologi. Bentuk dasar ini dapat berupa morfem tunggal, tetapi dapat juga berupa gabungan morfem.
Seperti contoh kata : Berbicara
Berbicara terdiri dari morfem ber- dan bicara. Bicara ini menjadi bentuk dasar dari kata berbicara. Ternyata kebetulan menjadi morfem dasar.

c.       Pangkal (stem)

Istilah pangkal (stem) digunakan untuk menyebut bentuk dasar dalam poses infleksi, atau proses pembubuhan afiks inflektif. Contohnya adalah kata : Books. Pangkal kata dari Books adalah ‘book’. Sedangkan dalam bahasa Indonesia adalah kata : Menangisi. Dimana bentuk pangkalnya adalah tangisi; dan morfem me- adalah sebuah afiks inflektif.

d.      Akar

Istilah akar (root) digunakan untk menyebut bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi. Artinya, akar itu adalah bentuk yang tersisa setelah semua afiksnya (baik afiks infleksional maupun afiks derivasionalnya) ditanggalkan.
Contohnya adalah kata : Untouchables.
Akarnya adalah touch. Prosese pembentukan kata untouchables itu adalah:
-          Mula mula pada akar touch dilekatkan sufiks able menjadi touchable
-          Dilekatkan prefiks un- menjadi unctouchable
-          Akhirnya diberikan akhiran –s sehingga menjadi untouchables.




Daftar pustaka


1.      Chaer, Abdul; 2012; Linguistik Umum; Jakarta: Rineka Cipta

Morfologi : Hakikat, Pendapat, Tataran dan Objek Kajian Morfologi

(Resume Mata Kuliah Morfologi)

Hakikat Morfologi dan Objek Kajian Morfologi
Dosen Pengampu : Diana Mayasari M. Pd

Oleh : Thaoqid Nur Hidayat (166031)
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP PGRI Jombang 2016 C

1.      Hakikat Morfologi

Pembagian Linguistik secara umum dapat dibagi menjadi dua, yakni Mikrolinguistik dan Makrolinguistik. Seperti kita ketahui bahwasannya tataran linguistic Mikro berkutat pada Fonologi, Morfologi, Sintaksis, Semantik, dan Leksikologi. Adapung tataran linguistik Makro seperti Psikolinguistik, Sosiolinguistik, Antropolinguistik, dsb.
Morfologi berasal dari bahasa yunani, “Morf” yang berarti bentuk, dan “Logos” yang berarti ilmu. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang bentuk. Dapat dikhususkan bahwasannya morfologi merupakan cabang linguisti yan mempelajari tentang seluk beluk kata. Untuk dapat memahami hakikat morfologi, berikut ini definisi dari beberapa ahli:

a.      Abdullah Hassan

morfologi ialah bidang linguistik yang mengkaji bagaimana perkataan dibina.Kajian ini dilakukan terhadap unsur-unsur yang membentuk perkataan, proses-proses membentuk perkataan dan bentuk – bentuk perkataan ialah morfem dan kata.

b.      Bloomfield

Morfologi adalah konstruksi yang mengandungi bentuk – bentuk terikat antara konsituen – konsituennya.“Morfologi meliputi konstruksi kata – kata dan bahagian kata”.

c.       Haspelmath

Morfologi sebagai studi yang mempelajari struktur internal kata

d.      Veerhar (1986: 52)

Morfologi atau tata bentuk; ingg. Morphology, dulu juga morphemics adalah bidang linguistic yang memperlajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal.

e.       Ramlan (1987: 21)

Ilmu bahasa yang memelajari seluk belu kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatikal maupun fungsi semantic

f.       Kridalaksana  (1993:51)

Bagian dari tata bahasa yang membicarakan bentuk kata.

g.      ­Chaer (1994:3)

ilmu mengenai bentuk-bentuk dan pembentukannya.


2.      Tataran Linguistik Morfologi

Pada tataran linguistik, morfologi memiliki 4 aspek yang akan dipelajari:
a.       Morfem : satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna
b.      Kata : satuan bahasa yang memiliki satu pengertian
c.       Proses morfemis : proses-proses yang dibicarakan dalam morfologi. Proses morfemis terdiri dari :
-          Proses Afiksasi (imbuhan)
-          Reduplikasi (pengulangan)
-          Komposisi (penggabungan)
-          Konversi (pembentukan kata menjadi kata yang lain)
-          Modifikasi Internal (pembentukan kata dengan penambahan unsur)

3.      Objek Kajian Morfologi

 
Sumber gambar : Screenshot pribadi

a.      Morfem

Merupakan satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna.
Morfem tidak bisa dibagi di dalam bentuk bahasa yang lebih kecil lagi.


-          Pengertian morfem menurut ahli :

Chaer (1994: 146)

Satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna

Keraf (1984: 52)

Kesatuan yang ikut serta dalam pembentukan kata dan yang dapat dibedakan artinya.




Daftar Pustaka

1.      Rika Widawati SS. M. Pd; Pengertian Morfologi; halaman website: https://www.scribd.com/doc/33875805/PENGERTIAN-MORFOLOGI
2.      Seradona Altiria; Hubungan Morfologi dengan Sintaksis dan Semantik; halaman website : https://www.academia.edu/6242951/Hubungan_Morfologi_dengan_Sintaksis_dan_Semantik
3.      Kang Didin; Pengertian Morfologi menurut Para Ahli; halaman website : http://www.wadahebahasa.net/2016/10/pengertian-morfologi-menurut-para-ahli.html
4.      Muslich Masnur; 2010; Tata Bentuk Bahasa Indonesia: Kajian ke Arah Tatabahasa Deskriptif; Jakarta: Bumi Aksara
5.      Chaer Abdul; 2012; Linguistik Umum; Jakarta: Rineka Cipta