TUGAS RESUME
MORFOFONEMIK
Oleh: Thaoqid Nur Hidayat (166031)
PEMBAHASAN
A. Pengertian Morfofonemik
Morfofonemik adalah
telaah umum mengenai bidang kebersamaan antara bunyi dan bentuk kata. Dalam
morfofonemik tidah hanya menelaah bunyi tunggal berserta varian-varian di
dalamnya melainkan juga menelaah bunyi-bunyi rangkap berserta varian-variannya
(Heatherington; 1980:47). Untuk lebih jelasnya lagi “morfofonemik mempelajari
perubahan-perubahan fonem yang timbul sebagai akibat pertemuan morfem dengan
morfem lain.”(Ramlan, 1987:73).
Berbicara mengenai
proses morfofonemik dalam bahasa Indonesia, maka ada tiga hal penting yaitu,
a). Proses perubahan fonem, b). Proses penambahan fonem, c). Proses penanggalan
fonem.
1)
Proses Perubahan Fonem
Dalam kajian bahasa Indonesia ada beberapa jenis
perubahan fonem yang terkait dalam proses morfologi yaitu:
2)
Proses Penambahan Fonem
Morfofonemik dalam pembentukan kata bahasa Indonesia
terutama terjadi dalam proses afiksasi yaitu dalam prefiksasi ber-, me-, pe-,
per-, dan konfiksasi per-an, serta sufiksasi –an.
a)
Prefiksasi ber-
Morfofonemik dalam proses pengimbuhan prefiks ber-
berupa:
1.
Pelepasan fonem /r/ pada prefiks ber- itu terjadi apabila
bentuk dasar yang diimbuhi mulai dengan fonem r/r atau suku kata pertama bentuk
dasarnya /er/. Misalnya,
1). Ber + renang = berenang
2). Ber+ cermin = becermin
2.
Perubahan fonem /r/ pada prefiks ber- menjadi fonem /l/
terjadi bila bentuk dasarnya akar ajar.
1). Ber + ajar = Belajar
3.
Pengekalan fonem /r/ pada prefiks ber- tetap /r/ apabila
bentuk dasarnya selain contoh pada no 1 dan 2 di atas
1). Ber + main = Bermain
2). Ber + obat = Berobat
b)
Prefiksasi me- termasuk klofiks me-kan dan me-i
Morfofonemik dalam proses pengimbuhan prefiks me- berupa:
1. Pengekalan fonem
artinya tidak ada perubahan ataupun pengurangan maupun penambahan. Hal ini
terjadi apabila bentuk dasarnya diawali dengan konsonan /r, l, w, y, m, n, ng,
dan ny/. Contoh
1). Me + nanti = menanti
2). Me + nyanyi = menyanyi
2. Penambahan
fonem, yakni penambahan fonem nasal /m, n, ng, dan nge/. Penambahan fonem nasal
/m/ apabila bentuk dasarnyadimulai dengan konsonan /b/ dan /f/. Contoh
1). Me + baca = Membaca
2). Me + fitnah = Memfitnah
Penambahan fonem nasal /n/ terjadi apabila bentuk
dasarnya dimulai dengan konsonan /d/. Contoh.
1). Men + daki = Mendaki
2). Me + duga = Menduga
Penambahan fonem nasal /ng/ terjadi apabila bentuk
dasarnya dimulai dengan konsonan /g, h, kh, a, i, u, e, dan o/. Contoh.
1). Me + hina = Menghina
2). Me + elak = Mengelak
Penambahan fonem nasal /nge/ terjadi apabila bentuk
dasarnya terdiri dari satu kata. Misalnya.
1). Me + tik =
Mengetik
2). Me + cat =
Mengecat
3. Peluluhan fonem
terjadi apabila prefiks me- diumbuhkan pada bentuk dasar yang dimulai denga
konsonan bersuara /s, k, p, dan t/.
Dalam hal ini konsonan /s/ diluluhkan dengan nasal /ny/, konsonan /k/
diluluhkan dengan nasal/ng/, konsonan /p/ diluluhkan denga nasal /m/, dan
konsonan /t/ diluluhkan dengan nasal /n/. Contoh
1). Me + sisir = Menyisir
2). Me + kirim = Mengirim
3). Me + pilih = Memilih
c)
Prefiksasi pe- dan konfiksasi pe-an
Morfofonemik dalam proses pengimbuhan prefiks pe- dan
konfiks pe-an yaitu,
1. Pengekalan fonem
yang terjadi apabila bentuk dasarnya diawali konsonan /r, l, w, y, m, n, ng,
dan ny/. Contoh
pelatih
1).
Pe + latih
Pelatihan
perawat
2).
Pe + rawat
Perawatan
2. Penambahan
fonem, yakni penambahan fonem nasal /m, n, ng, dan nge/ antara prefiks dan
bentuk dasar. Contoh
pembaca
1).
Pe + baca
Pembacaan
pendengar
2).
Pe + dengar
Pendengaran
pengangkat
3).
Pe + angkat
Pengangkatan
pengebom
4).
Pe + bom
Pengeboman
d)
Sufiksasi –an
Morfofonemik dalam pengimbuhan sufiks –an dapat berupa,
1. Pemunculan fonem
ada tiga macam fonem yang dimunculkan dalam pengimbuhan ini, yaitu fonem /w/,
/y/, dan /?/. pemunculan fonem /w/ terjadi apabila sufks –an di imbuhkan pada
bentuk dasar yang berakhiran vokal /u/. Contoh.
1). Pandu + an = panduwan
2). Satu + an = satuwan
Sistem ejaan bunyi /w/ pada contoh tidak dituliskan,
dalam literatur lain bunyi /w/ disebut bunyi pelancar (glinder)
Pemunculan fonem /y/ terjadi apabila sufiks –an itu
diimbuhkan pada bentuk dasar yang berakhir dengan vokal /i/. Misalnya.
1). Hari + an = hariyan
2). Tari + an = tariyan
Pemunculan fonem /?/ glotal terjadi apabila sufik-an itu
diimbuhkan pada bentuk dasar yang berkahiran vokal /a/. Contoh.
1). Dua + an = (ber) dua?an
2). Baca + an = baca?an
2. Pergeseran
fonem, terjadi apabila sufiks –an itu diimbuhkan pada bentuk dasar yang
berakhiran dengan sebuah konsonan. Dalam pergeseran ini, konsonan tersebut
bergeser membentuk suku kata baru. Contoh.
1). Jawab + an =
ja-wa-ban
2). Kenang + an =
ke-na-ngan
e)
Prefiksasi ter-
Morfofonemik dalam proses pengimbuhan dengan prefiks ter
berupa.
1. Pelepasan fonem,
yang akan terjadi apabila ter itu diimbuhkan pada bentuk dasar yang dimulai
dengan konsonan /r/. Misalnya.
1). Ter + rasa =
terasa
2). Ter + rangkum =
terangkum
2. Perubahan fonem
/r/ pada prefiks ter menjadi fonem /l/ apabila prefiks ter- diimbuhkan pada
bentuk dasar anjur. Contoh.
1). Ter + anjur =
terlanjur
3. Pengekalan fonem
/r/ terjadi apabila prefiks ter- tidak mendapat imbuhan seperti fonem pada
contoh a dan b di atas. Contoh.
1). Ter + baca =
terbaca
2). Ter + manis =
termanis
3)
Bentuk Nasal dan Tak Bernasal
Hadir dan tidaknya bunyi nasal dalam pembentukan kata
bahasa Indonesia sangat erat berkaitan dengan tiga hal, yaitu: a). Tipe verba;
b). Upaya pembetukan kata sebagai istilah; dan c). upaya pembelajaran makna tertentu.
a.
kaitan dengan tipe verba, dalam bahasa Indonesia ada
empat macam tipe verba dalam kaitannya dengan proses nasalisasi yaitu, a).
Verba berprefiks me- (termasuk me-kan dan me-i); b). Verba me- dengan pangkal
per-, per-kan, dan per-i); c). verba berprefiks ber-; dan c). verba dasar
AFIKS
|
NASAL
|
FONEM AWAL BENTUK DASAR
|
Me-
Me-kan
Me-i
|
1. O
2. m
3. n
4. ny
5. ng
6. nge
|
L, r, w, y, m, n, ny, ng
B, p, f
D, t
S, c, j
K, g, h, kh, a, i, u, e, o
Eka suku
|
Jadi, bunyi nasal
tidak akan muncul bila bentuk dasarnya mulai dengan fonem /l, r, w, y, m, n,
ny, dan ng/.
Kaidah penasalan
untuk verba yang berprefiks me- yang bentuk dasarnya berupa pangkal prefiks
per-, per-kan dan per-l (dengan nomina bentuk pe- dan pe-an yang diturunkanny)
adalah sebagai berikut:
1. Fonem /p/
sebagai fonem awal pada dasar yang berupa pangkal per-, per-kan, dan per-l
tidak diluluhkan dengan nasal /m/ bila diimbuhi prefiks me-, karena fonem /p/
itunadalah sebagian dari prefiks pe- yang menjadi dasar pembentukan. Contoh:
1). Me + perpendek =
memperpendek
2). Me + persingkat =
mempersingkat
2. Nomina pelaku
yang diturunkan dari verba memper- bersifat potensial dan nomina hal/proses
bersifat aktual menggunakan bentuk per-an. Contoh:
1). Memperpendek ->
perpendekan
2). Mempersingkat ->
persingkatan
3. Nomina pelaku
yang diturunkan dan verba memper-kan atau memper-l adalah bentuk pemer-; ada
yang aktual ada yang masih potensial. Contoh.
1). Mempersatukan ->
pemersatu
2). Mepertahankan ->
pemertahan
4. Nomina
hal/proses yang diturunkan dari verba memper-kan atau memper-l bentuk pemer-an.
Contoh.
1). Mempersatukan ->
pemersatu
2). Memperlengkapi ->
pemerlengkapan
Pembentukan nomina
pelaku berprefiks pe- dan nomina hal yang berprefiks per-an tidak muncul nasal.
1). Bekerja ->
pekerja -> pekerjaan
2). berdagang ->
pedagang -> perdagangan
b.
Kaitan dengan upaya pembentukan istilah, dalam istilah
petinju yang diturunkan dari verba bertinju sebagai profesi. Sedangkan dibuat
istilah dalam bidang olahraga lainnya seperti petembak (bukan penembak),
petenis (bukan penenis) bila dilihat bentuk-bentuk tersebbut sebernarnya
menurut kaidah penasalan haruslah bernasal. Namun, sebagai istilah yang dibuat
secara anlogi tidak diberi nasal.
c.
Kaitan dengan upaya semantik, Untuk memberi makna
tertentu bentuk yang seharusnya tidak bernasal diberi nasal. Umpamanya, bentuk
, mengkaji dalam arti ‘meneliti’
dibedakan dengan bentuk mengaji yang berarti ‘membaca Al-Quran; bentuk
pengrajin dalam usaha ‘usaha kegiatan di rumah’, dibedakan dengan pengrajin
dalam arti ‘orang yang rajin’; dari bentuk pengrumahan dalam arti ‘pemecatan
dari pekerjaan’, dibedakan dengan bentuk perumahan yang berarti
‘kompleks/kelompok rumah’.
Sementara itu, tanap perbedaan semantik, pasangan kata
dengan peluluhan fonem awal bentuk dasar dan dengan yang tanpa peluluhan lazim
digunakan orang secara bersaingan.
-. Mensukseskan -.
Menyukseskan
-. Mengkonsumsi -.
Mengonsumsi
-. Mempengaruhi -.
Memengaruhi
-. Mentertawakan -.
Menertawakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar